Jumat, 06 April 2012

makna islam dan sejarah turunannya

MAKNA ISLAM DAN SEJARAH TURUNNYA

 

A.  Pengertian islam

Dari sudut bahasa, islam berasal daripada perkataan arab, yaitu salima

yg bermaksud selamat dan sentosa atau kedamaian, ia juga bermaksud menyerah diri, tunduk, patuh dan taat.

 

Mengikut istilah atau syara’ ialah patuh dan menyerah diri kepada Allah dengan penuh kesedaran dan kerelaan tanpa paksaan.

Allah dengan penuh kesedaran dan kerelaan tanpa paksaan.

Islam juga distilahkan peraturan hidup yang mengatur hidup dan kehidupan manusia

dan kehidupan manusia

Definisi Islam juga dapat difahami ketika jibril datang bertanya kepada Rasulullah tentang Islam:“ Ceritakan padaku (wahai muhammad) tentang islam” Rasulullah menjawab “Engkau mengaku bahwa tiada Tuhan melainkan Allah Muhammmad ialah hamba dan pesuruh-Nya, mendirikan solat, mengeluarjkan zakat, puasa bulan ramadhan dan menunaikan haji ke baitullah jika engkau mampu

 

B.   Ruang lingkup agama islam

Mencangkip tiga hal:

1.    Hubungan manusia dengan allah

 

Hubungan dengan ALLAH ialah hubungan batin antara manusia dengan ALLAH pada mana harus terdapat kepatuhan pada hukum yang DIA turunkan, kecintaan terhadap NYA melebihi kecintaan pada yang lain, rasa harap mendapatkan nikmat-NYA di dunia kini dan di Akhirat nanti, rasa takut pada-NYA karena keyakinan <>tentang sanksi hukum bagi setiap pelanggar hukum-NYA dan tidak takut pada suatu juga kecuali pada-NYA, maka semua itu hendaklah terlaksana dalam tindak-tanduk zahir hatin sehari-hari,
baik dalam keadaan bersendirian maupun sewaktu bergaul dalam masyarakat ramai.

 

2.    Hubungan manusia dengan manusia

 

Dari hubungan ini adalah bawasan nya manusia hidup didunia ini tidak sendiri melainkan bermasyarakat, berbangsa, beragama bersuku-suku dan sebagainya, maka dari itu manusia harus hidup saling tolong menolong sesama manusia.

 

3.    Hubungan manusia dengan

 

salah satu bentuknya adalah anthoposentris. dimana manusia menjadi pusat dari alam. maksudnya semua yang ada dialam ini adalah untuk manusia.

kalau dipikir-pikir emang benar sih. buat apa coba, ada sapi, ikan, padi, kalau bukan untuk makanan kita. buat apa ada kayu, batu, pasir, kalau bukan buat bangunan untuk manusia. buat apa ada emas, berlian kalau gak dipakai oleh manusia sebagai perhiasan.

Allah SWT. juga menjelaskannya dalam Al Qur’an, bahwa semua yang ada dialam ini memang sudah diciptakan untuk kepentingan manusia.

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu” (al baqarah: 29)

tapi berbeda dengan anthoroposentris yang menempatkan manusia sebagai penguasa yang memiliki hak tidak terbatas terhadap alam, maka islam menempatkan manusia sebagai rahmat bagi alam.

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”(al anbiyaa’:107)

walaupun kita diberi kelebihan oleh Allah atas segala sesuatu di alam ini, tapi kelebihan itu tidak menjadikan kita sebagai penguasa atas alam dan isinya. Karena alam dan isinya tetaplah milik Allah. Kita hanya diberikan kekuasaan atas alam tersebut sebagai pengelola dan pemelihara, dan pemakmur.

Kemudia ketika kita berinteraksi dengan alam, tidak seperti paham antroposentris yang menghalalkan sebgala cara asal kebutuhan manusia terpenuhi, islam mengajarkan bahwa hak kita dalam memanfaatkan alam juga dibatasi oleh hak alam dan isinya itu sendiri.

“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (al an’am:141)”

kita tidak boleh berlegih-lebihan dalam memanfaatkannya, sehingga menimbulkan kerusakan. seharusnya semua yang ada dialam ini kita jadikan sebagai sarana untuk berpikir akan kebesaran Allah SWT.

“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.(ar ra’du: 4)”

 

C.  Proses turunnya agama islam

Turunnya agama islam ialah dengan turunnya kitab suci al-qur’an                 

Turunnya Al-Qur’an ialah peristiwa besar yang sekaligus merupakan pernyataan kedudukan Al-Qur’an itu sendiri bagi langit dan penghuni bumiyang mana penyampaian wahyu dengan perantara Malaikat Jibril as. Kepada Nabi akhir zaman berdasarkan peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian.

Turunnya Al-Qur’an yang pertama kali pada malam lailatul qodar merupakan pemberitahuan kepada alam tingkat tinggi (samawi) yang dihuni oleh para malaikat tentang kemuliaan umat nabi Muhammad, sedangkan turunnya Al-Qur’an yang kedua kali secara bertahap berbeda dengan kitab-kitab yang turun sebelumnya.

     Turunnya Al-Qur’an sekaligus

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Bulan ramadhan: bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil” (QS. Al-Baqarah: 185).

Ayat di atas menyatakan bahwa Al-Qur’an turun pada bulan ramadhan yang di dalamnya terdapat malam yang penuh dengan berkah dan malam yang mulia dari seribu ulan yakni lailatul qodar. Tapi secara dhohir ayat tersebut bertentangan dengan kejadian nyata dalam kehidupan Rasulullah Saw., yang mana Al-Qur’an turun kepada beliau selama 23 tahun. Dalam hal ini para ulama’ mempunyai 3 madzhab antara lain:

Madzhab pertama: Pendapat ibnu Abbas dan sejumlah ulama’ serta yang dijadikan pegangan oleh umumnya ulama’ bahwa turunnya Al-Qur’an sekaligus ke baitul izzah di langit dunia pada malam lailatul qodar. Kemudian setelah itu Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., selama 23 tahun sesuai dengan peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian sejak beliau diutus hingga wafat.

“Al-Qur’an itu dipisahkan dari Ad-Dzikr lalu diletakkan di baitul izzah di langit dunia, maka Jibril mulai menurunkannya kepada nabi Muhammad Saw”.

Madzhab kedua: Yaitu ayng diriwayatkan oleh Asy-Sya’bu bahwa permulaan turunnya Al-Qur’an dimulai pada malam lailatul qodar di bulan ramadhan. Kemudian diturunkan secara bertahap sesuai dengan kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa selama kurang lebih 23 tahun.

“Dan berkatalah orang-orang kafir mengapa Al-Qur’an tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja? Demikian supaya kami perkuat hatimu dengannya dan kami membacakannya kelompok demi kelompok. Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu membawa sesuatu yang ganjil melainkan kami datangkan kepadamu sesuatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya” (QS. Al-Furqan: 32-33).

Madzhab ketiga: Berpendapat bahwa Al-Qur’an diturunkan ke langit dunia selama 23 tahun malam lailatul qodar yang pada setiap malamnya selama malam-malam lailatul qodar itu ditentukan Allah untuk ditentukan pada setiap tahunnya dan jumlah wahyu yang diturunkan ke langit dunia di malam lailatul qodar kemudian diturunkan secara berangsur-angsur pada rasulullah sepanjang tahun.

Turunnya Al-Qur’an secara Berangsur-angsur

“Dan Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Dia dibawa turun oleh ar-rohul amin (jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang diantara orang-orang yang memberi peringatan dengan bahasa arab yang jelas”.

“Dan Al-Qur’an itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian” (QS. AL-Isra’: 106)

Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur berupa beberapa ayat dan sebuah surat atau berupa surat yang pendfek secara lengkap dan penyampaian Al-Qur’an secara keseluruhan memakan waktu kurang lebih 23 tahun yakni 13 tahun waktu Nabi masih tinggal di Makkah sebelum hijrah dan 10 tahun waktu Nabi sesudah hijrah ke Madinah.

      Hikmah Diturunkannya Al-Qur’an sekaligus

· Menyatakan kebesaran Al-Qur’an dan kemuliaan orang kepadanya Al-Qur’an diturunkan.

· Memberitahu kepada penghuni tujuh langit bahwa Al-Qur’an adalah kitab terakhir yang diturunkan kepada rasul terakhir pula.

· Menunjukkan suatu penghormatan kepada keturunan Adam di hadapan para malaikat akan perhatian Allah dan rahmat-Nya kepada mereka.

      Hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur

· Untuk meneguhkan hati Nabi dalam melakukan tugas sucinya, sekalipun ia menghadapi constrains and challenges (hambatan-hambatan dan tantangan-tantangan) yang ebraneka macam. Demikian pula untuk menghibur Nabi pada saat-saat Nabi sedang menghadapi kesulitan, kesedihan atau perlawanan dari orang-orang kafir supaya bersabar seperti sabarnya para rasul sebelumnya yang mempunyai keteguhan iman dan semangat; surat Yasin: 75 dan surat yunus: 65 yang melarang nabi susah atau sedih karena omongan orag-orang kafir; surat al-An’am: 34 yang mengingatkan Nabi bahwa para rasul sebelumnya juga menghadapi sikap umatnya yang berkepala batu dan memusuhinya, tetapi mereka tetap sabar, akhirnya daranglah pertolongan tuhan.

· Untuk memudahkan bagi Nabi menghafalkan Al-Qur’an sebab ia ummy (tidak pandai baca tulis).

· Untuk meneguhkan dan menghibur hati umat islam yang hidup di masa Nabi, sebab mereka pada permulaan sudah tentu mengalami pula pahit getirnya perjuangan menegakkan kebenaran islam bersama-sama dengan Nabi (Surat An-Nur ayat 55). Demikian pula untuk meringankan bagi umat islam menghafalkan Al-Qur’an sebab mereka pada umumnya masih buta huruf.

· Untuk member kesempatan sebaik-baiknya kepada umat islam dalam meninggalkan sikap mental dan tradisi-tradisi rpa islam (zaman jahiliyah) yang negatif secara berangsur-angsur karena mereka telah dapat menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Al-Qur’an dan ajaran-ajaran Nabi secara step by step pula. Sekiranya ayat-ayat Al-Qur’an terutama yang mengenai hukum-hukum kewajiban dan larangan diberikan sekaligus, pasti akan mendapatkan tantangan atau perlawanan yang hebat dari masyarakat yang akibatnya bisa mengganggu berhasilnya misi Nabi Muhammad.

· Bukti yang pasti bahwa Al-Qur’an diturunkan dari sisi yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.

 

D.  Fungsi agama islam

Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah :

  • Karena agama merupakan sumber moral

  • Karena agama merupakan petunjuk kebenaran

  • Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.

  • Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun di kala duka.

Manusia sejak dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, serta tidak mengetahui apa-apa sebagaimana firman Allah dalam Q. S. al-Nahl (16) : 78

Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Dia menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi sedikit di antara mereka yang mensyukurinya.

Dalam keadaan yang demikian itu, manusia senantiasa dipengaruhi oleh berbagai macam godaan dan rayuan, baik dari dalam, maupun dari luar dirinya.

Disinilah letak fungsi agama dalam kehidupan manusia, yaitu membimbing manusia kejalan yang baik dan menghindarkan manusia dari kejahatan atau kemungkaran.

Fungsi Agama Kepada Manusia

Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang dihuraikan di bawah:

- Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.

Agama dikatankan memberi pandangan dunia kepada manusia kerana ia sentiasanya memberi penerangan mengenai dunia(sebagai satu keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan bagi pekara ini sebenarnya sukar dicapai melalui inderia manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahawa dunia adalah ciptaan Allah SWTdan setiap manusia harus menaati Allah SWT

-Menjawab pelbagai soalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.

Sesetangah soalan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan soalan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya soalan kehidupan selepas mati, matlamat  menarik dan untuk menjawabnya adalah perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab soalan-soalan ini.

- Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.

Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah kerana sistem agama menimbulkan keseragaman bukan sahaja kepercayaan yang sama, malah tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.

– Memainkan fungsi kawanan sosial.

Kebanyakan agama di dunia adalah menyaran kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kod etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi kawanan sosial

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar