makna islam dan sejarah turunannya
MAKNA
ISLAM DAN SEJARAH TURUNNYA
A. Pengertian islam
Dari sudut bahasa, islam berasal daripada perkataan arab, yaitu
salima
yg bermaksud selamat dan sentosa atau kedamaian, ia juga
bermaksud menyerah diri, tunduk, patuh dan taat.
Mengikut istilah atau syara’ ialah patuh dan menyerah diri kepada
Allah dengan penuh kesedaran dan kerelaan tanpa paksaan.
Allah dengan penuh kesedaran dan kerelaan tanpa
paksaan.
Islam juga distilahkan peraturan hidup yang mengatur hidup
dan kehidupan manusia
dan kehidupan manusia
Definisi Islam juga dapat difahami ketika jibril datang
bertanya kepada Rasulullah tentang Islam:“ Ceritakan
padaku (wahai muhammad) tentang islam” Rasulullah
menjawab “Engkau mengaku bahwa tiada Tuhan melainkan Allah Muhammmad ialah
hamba dan pesuruh-Nya, mendirikan solat, mengeluarjkan zakat, puasa bulan
ramadhan dan menunaikan haji ke baitullah jika engkau mampu”
B. Ruang lingkup agama islam
Mencangkip tiga hal:
1.
Hubungan manusia dengan allah
Hubungan dengan
ALLAH ialah hubungan batin antara manusia dengan ALLAH pada mana harus terdapat
kepatuhan pada hukum yang DIA turunkan, kecintaan terhadap NYA melebihi kecintaan
pada yang lain, rasa harap mendapatkan nikmat-NYA di dunia kini dan di Akhirat
nanti, rasa takut pada-NYA karena keyakinan <>tentang sanksi hukum bagi
setiap pelanggar hukum-NYA dan tidak takut pada suatu juga kecuali pada-NYA,
maka semua itu hendaklah terlaksana dalam tindak-tanduk zahir hatin
sehari-hari,
baik dalam keadaan bersendirian maupun sewaktu bergaul dalam masyarakat ramai.
2.
Hubungan manusia dengan manusia
Dari
hubungan ini adalah bawasan nya manusia hidup didunia ini tidak sendiri
melainkan bermasyarakat, berbangsa, beragama bersuku-suku dan sebagainya, maka
dari itu manusia harus hidup saling tolong menolong sesama manusia.
3.
Hubungan manusia dengan
salah satu
bentuknya adalah anthoposentris. dimana manusia menjadi pusat dari alam.
maksudnya semua yang ada dialam ini adalah untuk manusia.
kalau dipikir-pikir emang benar sih. buat apa
coba, ada sapi, ikan, padi, kalau bukan untuk makanan kita. buat apa ada kayu,
batu, pasir, kalau bukan buat bangunan untuk manusia. buat apa ada emas,
berlian kalau gak dipakai oleh manusia sebagai perhiasan.
Allah SWT. juga menjelaskannya dalam Al Qur’an,
bahwa semua yang ada dialam ini memang sudah diciptakan untuk kepentingan
manusia.
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada
di bumi untuk kamu” (al baqarah: 29)
tapi berbeda dengan anthoroposentris yang
menempatkan manusia sebagai penguasa yang memiliki hak tidak terbatas terhadap
alam, maka islam menempatkan manusia sebagai rahmat bagi alam.
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi semesta alam.”(al anbiyaa’:107)
walaupun kita diberi kelebihan oleh Allah atas
segala sesuatu di alam ini, tapi kelebihan itu tidak menjadikan kita sebagai
penguasa atas alam dan isinya. Karena alam dan isinya tetaplah milik Allah.
Kita hanya diberikan kekuasaan atas alam tersebut sebagai pengelola dan
pemelihara, dan pemakmur.
Kemudia ketika kita berinteraksi dengan alam,
tidak seperti paham antroposentris yang menghalalkan sebgala cara asal
kebutuhan manusia terpenuhi, islam mengajarkan bahwa hak kita dalam
memanfaatkan alam juga dibatasi oleh hak alam dan isinya itu sendiri.
“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang
berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang
bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya),
dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila
dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan
dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (al an’am:141)”
kita tidak boleh berlegih-lebihan dalam
memanfaatkannya, sehingga menimbulkan kerusakan. seharusnya semua yang ada
dialam ini kita jadikan sebagai sarana untuk berpikir akan kebesaran Allah SWT.
“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang
berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang
bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami
melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang
rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi kaum yang berpikir.(ar ra’du: 4)”
C. Proses turunnya agama islam
Turunnya agama islam ialah dengan
turunnya kitab suci al-qur’an
Turunnya
Al-Qur’an ialah peristiwa besar yang sekaligus merupakan pernyataan kedudukan Al-Qur’an
itu sendiri bagi langit dan penghuni bumiyang mana penyampaian wahyu dengan
perantara Malaikat Jibril as. Kepada Nabi akhir zaman berdasarkan
peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian.
Turunnya
Al-Qur’an yang pertama kali pada malam lailatul qodar merupakan pemberitahuan
kepada alam tingkat tinggi (samawi) yang dihuni oleh para malaikat tentang
kemuliaan umat nabi Muhammad, sedangkan turunnya Al-Qur’an yang kedua kali
secara bertahap berbeda dengan kitab-kitab yang turun sebelumnya.
Turunnya Al-Qur’an sekaligus
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Bulan ramadhan: bulan yang di dalamnya
diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil” (QS.
Al-Baqarah: 185).
Ayat di atas
menyatakan bahwa Al-Qur’an turun pada bulan ramadhan yang di dalamnya terdapat
malam yang penuh dengan berkah dan malam yang mulia dari seribu ulan yakni
lailatul qodar. Tapi secara dhohir ayat tersebut bertentangan dengan kejadian
nyata dalam kehidupan Rasulullah Saw., yang mana Al-Qur’an turun kepada beliau
selama 23 tahun. Dalam hal ini para ulama’ mempunyai 3 madzhab antara lain:
Madzhab pertama:
Pendapat ibnu Abbas dan sejumlah ulama’ serta yang dijadikan pegangan oleh
umumnya ulama’ bahwa turunnya Al-Qur’an sekaligus ke baitul izzah di langit
dunia pada malam lailatul qodar. Kemudian setelah itu Al-Qur’an diturunkan
kepada Nabi Muhammad Saw., selama 23 tahun sesuai dengan peristiwa-peristiwa
dan kejadian-kejadian sejak beliau diutus hingga wafat.
“Al-Qur’an itu dipisahkan dari Ad-Dzikr
lalu diletakkan di baitul izzah di langit dunia, maka Jibril mulai
menurunkannya kepada nabi Muhammad Saw”.
Madzhab kedua: Yaitu
ayng diriwayatkan oleh Asy-Sya’bu bahwa permulaan turunnya Al-Qur’an dimulai
pada malam lailatul qodar di bulan ramadhan. Kemudian diturunkan secara
bertahap sesuai dengan kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa selama kurang
lebih 23 tahun.
“Dan berkatalah orang-orang kafir
mengapa Al-Qur’an tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja? Demikian supaya
kami perkuat hatimu dengannya dan kami membacakannya kelompok demi kelompok.
Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu membawa sesuatu yang ganjil
melainkan kami datangkan kepadamu sesuatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya”
(QS. Al-Furqan: 32-33).
Madzhab ketiga:
Berpendapat bahwa Al-Qur’an diturunkan ke langit dunia selama 23 tahun malam
lailatul qodar yang pada setiap malamnya selama malam-malam lailatul qodar itu
ditentukan Allah untuk ditentukan pada setiap tahunnya dan jumlah wahyu yang
diturunkan ke langit dunia di malam lailatul qodar kemudian diturunkan secara
berangsur-angsur pada rasulullah sepanjang tahun.
Turunnya
Al-Qur’an secara Berangsur-angsur
“Dan
Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Dia dibawa turun
oleh ar-rohul amin (jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah
seorang diantara orang-orang yang memberi peringatan dengan bahasa arab yang
jelas”.
“Dan Al-Qur’an itu telah kami turunkan
dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia
dan kami menurunkannya bagian demi bagian” (QS. AL-Isra’: 106)
Al-Qur’an diturunkan
secara berangsur-angsur berupa beberapa ayat dan sebuah surat atau berupa surat
yang pendfek secara lengkap dan penyampaian Al-Qur’an secara keseluruhan
memakan waktu kurang lebih 23 tahun yakni 13 tahun waktu Nabi masih tinggal di
Makkah sebelum hijrah dan 10 tahun waktu Nabi sesudah hijrah ke Madinah.
Hikmah Diturunkannya Al-Qur’an sekaligus
· Menyatakan
kebesaran Al-Qur’an dan kemuliaan orang kepadanya Al-Qur’an diturunkan.
· Memberitahu
kepada penghuni tujuh langit bahwa Al-Qur’an adalah kitab terakhir yang
diturunkan kepada rasul terakhir pula.
· Menunjukkan
suatu penghormatan kepada keturunan Adam di hadapan para malaikat akan
perhatian Allah dan rahmat-Nya kepada mereka.
Hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur
· Untuk
meneguhkan hati Nabi dalam melakukan tugas sucinya, sekalipun ia menghadapi
constrains and challenges (hambatan-hambatan dan tantangan-tantangan) yang
ebraneka macam. Demikian pula untuk menghibur Nabi pada saat-saat Nabi sedang
menghadapi kesulitan, kesedihan atau perlawanan dari orang-orang kafir supaya
bersabar seperti sabarnya para rasul sebelumnya yang mempunyai keteguhan iman
dan semangat; surat Yasin: 75 dan surat yunus: 65 yang melarang nabi susah atau
sedih karena omongan orag-orang kafir; surat al-An’am: 34 yang mengingatkan
Nabi bahwa para rasul sebelumnya juga menghadapi sikap umatnya yang berkepala
batu dan memusuhinya, tetapi mereka tetap sabar, akhirnya daranglah pertolongan
tuhan.
· Untuk
memudahkan bagi Nabi menghafalkan Al-Qur’an sebab ia ummy (tidak pandai baca
tulis).
· Untuk
meneguhkan dan menghibur hati umat islam yang hidup di masa Nabi, sebab mereka
pada permulaan sudah tentu mengalami pula pahit getirnya perjuangan menegakkan
kebenaran islam bersama-sama dengan Nabi (Surat An-Nur ayat 55). Demikian pula
untuk meringankan bagi umat islam menghafalkan Al-Qur’an sebab mereka pada
umumnya masih buta huruf.
· Untuk
member kesempatan sebaik-baiknya kepada umat islam dalam meninggalkan sikap
mental dan tradisi-tradisi rpa islam (zaman jahiliyah) yang negatif secara
berangsur-angsur karena mereka telah dapat menghayati dan mengamalkan
ajaran-ajaran Al-Qur’an dan ajaran-ajaran Nabi secara step by step pula.
Sekiranya ayat-ayat Al-Qur’an terutama yang mengenai hukum-hukum kewajiban dan
larangan diberikan sekaligus, pasti akan mendapatkan tantangan atau perlawanan
yang hebat dari masyarakat yang akibatnya bisa mengganggu berhasilnya misi Nabi
Muhammad.
· Bukti
yang pasti bahwa Al-Qur’an diturunkan dari sisi yang Maha Bijaksana dan Maha
Terpuji.
D. Fungsi agama islam
Ada
beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan
manusia, antara lain adalah :
Karena agama merupakan sumber moral
Karena agama merupakan petunjuk kebenaran
Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah
metafisika.
Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia
baik di kala suka, maupun di kala duka.
Manusia
sejak dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, serta
tidak mengetahui apa-apa sebagaimana firman Allah dalam Q. S. al-Nahl (16) : 78
Allah
mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Dia
menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi sedikit di antara
mereka yang mensyukurinya.
Dalam
keadaan yang demikian itu, manusia senantiasa dipengaruhi oleh berbagai macam
godaan dan rayuan, baik dari dalam, maupun dari luar dirinya.
Disinilah
letak fungsi agama dalam kehidupan manusia, yaitu membimbing manusia kejalan
yang baik dan menghindarkan manusia dari kejahatan atau kemungkaran.
Fungsi Agama Kepada
Manusia
Dari segi pragmatisme, seseorang
itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan
orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi
sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang
dihuraikan di bawah:
- Memberi pandangan dunia
kepada satu-satu budaya manusia.
Agama dikatankan memberi
pandangan dunia kepada manusia kerana ia sentiasanya memberi penerangan
mengenai dunia(sebagai satu keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam
dunia. Penerangan bagi pekara ini sebenarnya sukar dicapai melalui inderia
manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam
menerangkan kepada umatnya bahawa dunia adalah ciptaan Allah SWTdan setiap
manusia harus menaati Allah SWT
-Menjawab pelbagai soalan
yang tidak mampu dijawab oleh manusia.
Sesetangah soalan yang sentiasa
ditanya oleh manusia merupakan soalan yang tidak terjawab oleh akal manusia
sendiri. Contohnya soalan kehidupan selepas mati, matlamat menarik dan
untuk menjawabnya adalah perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab
soalan-soalan ini.
- Memberi rasa kekitaan
kepada sesuatu kelompok manusia.
Agama merupakan satu faktor
dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah kerana sistem agama menimbulkan
keseragaman bukan sahaja kepercayaan yang sama, malah tingkah laku, pandangan
dunia dan nilai yang sama.
– Memainkan fungsi kawanan
sosial.
Kebanyakan agama di dunia adalah
menyaran kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah
menggariskan kod etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini
dikatakan agama memainkan fungsi kawanan sosial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar